Senin, 22 Juni 2015

BENTUK - BENTUK STRATEGI PERUBAHAN ( MANAJEMEN PE



BENTUK-BENTUK STRATEGI PERUBAHAN

Banyak istilah yang biasa dipakai dalam strategi perubahan, antara lain change management, turnaround management, crisis management, reformasi, transformasi, adaptive strategy, dan sebagainya. Dan dalam aplikasinya dalam program-program antara lain downsizing, rightsizing, reengineering, restrukturisasi, dan sebagainya. Istilah yang beragam kadangkala memusingkan sehingga di bab ini akan dibahas bentuk-bentuk perubahan apa yang sebaiknya digunakan untuk menghadapi situasi yang berbeda-beda.

PERUBAHAN dan KEHIDUPAN
Tujuan dari setiap langkah perubahan adalah mempertahankan dan melangsungkan kehidupan. Berubah artinya beradaptasi, menyesuaikan diri, dan menjadi lebih berdaya. Suatu ketika kita merasa sangat cocok untuk meneruskan kehidupan dalam situasi tertentu. Bagi suatu perusahaan, iklim itu bisa berbentuk regulasi dan deregulasi, budaya dan norma-norma, ketersediaan teknologi, sikap pasar, persaingan global, kondisi ekonomi, situasi politik, dan keamanan, dan seterusnya. Apa pilihan yang harus diambil? Apa akibatnya terhadap stakeholder? Apakah objective Anda dapat dicapai? Atau jangan-jangan perusahaan Anda justru menuju pada kematian.

PERUBAHAN TERENCANA  dan PERUBAHAN TIDAK TERENCANA
Perubahan terencana adalah aktivitas perubahan yang direncanakan dan berorientasi pada tujuan. Perubahan ini berasal dari keputusan strategik untuk mengubah cara organisasi mengerjakan usahanya. Contohnya adalah perubahan produk atau jasa, perubahan ukuran dan struktur organisasi, dan sebagainya.
Perubahan tidak terencana adalah pergeseran aktivitas organisasional, karena adanyaa kekuatan eksternal yang berada di luar kontrol organisasi. Faktor penentunya adalah antara lain pergeseran demografi angkatan kerja, adanya peraturan pemerintah, dan perbedaan kinerja, dan lain-lain.

PERUBAHAN STRATEGIS atau PERUBAHAN OPERASIONAL
Perubahan operasional adalah perubahan-perubahan kecil yang bersifat parsial dan umumnya tidak menimbulkan dampak yang luar biasa bagi divisi-divisi atau unit-unit lainnya dalam perusahaan. Misalnya, perubahan kemasan produk, cara promosi dan lain-lain.
Sedangkan perubahan strategis adalah perubahan yang berdamapak luasa dan memerlukan koordinasi dan dukungan dari unit-unit terkait, atau bahkan seluruh komponen perusahaan. Macam-macam perubahan strategis antara lain:
Ø   Perubahan budaya dan nilai dasar perusahaan
Ø   Perubahan arah/fokus bisnis
Ø   Perubahan cara kerja untuk efisiensi dan peningkatan hasil.
Jadi dalam perubahan strategis tak bisa mengisolir pada satu komponen saja. Satu komponen berubah makan semua aspek akan ikut berubah.



 


















Perubahan pada teknologi bisa berarti perubahan proses produksi, keterampilan, basis pengetahuan sehingga produksi lebih efisien atau bahkan produk baru untuk pasar yang benar-benar berbeda.

PERUBAHAN RADIKAL dan PERUBAHAN INCREMENTAL
Menurut Daft (2004), perubahan strategis adalah perubahan yang cenderung “radikal”, dan perubahan operasional adalah sebagai perubahan “incremental”.
Perubahan Incremental adalah perubahan secara kontinyu dilakukan suatu organisasi untuk memelihara keseimbangan umum organisasi. Biasanya dilakukan terbatas dalam satu bagian organisasi dan dampaknya dirasakan sendiri oleh bagian itu.
Perubahan Radikal cenderung mengubah referensi, arah, dan kebijakan organisasi. Biasanya perubahan ini mentrasnformasikan seluruh bagian institusi. Perubahan ini melibatkan lahirnya suatu terobosan berupa struktur yang benar-benar baru dengan proses bisnis yang berbeda.


 













PERUBAHAN KASAT MATA dan PERUBAHAN MOSAIK
Perubahan-perubahan yang terjadi secara kontras, bersifat lokal, dan dapat dilaporkan oleh wartawan dari suatu kejadian dapat kita kategorikan sebagai perubahan kasatmata.Dalam kehidupan, ternyata  juga ditemui perubahan-perubahan lain yang tidak dapat dilihat secara kasatmata begitu saja. Sering kali untuk melihat perubahan ini Anda memerlukan pihak ketiga yang bertindak untuk mengumpulkan mosaik yang terpisah-pisah dan melakukan analisis terhadap kecenderungan yang terjadi di tempat-tempat yang saling terpisah satu sama lain dengan rentang waktu yang berjauhan. Ini yang disebut dengan perubahan mosaik.
   Misalnya, pengamat politik, Samuel Huntington mengumpulkan mosaik melalui historical approachmengenai apa yang bakal terjadi setelah perang dingin berakhir. Setelah mosaik-mosaik itu ditata, menyimpulkan bahwa pasca berakhirnya perang dingin dunia akan dikejutkan oleh benturan 7-8 peradaban dunia (Barat, Islam, Kristen, Ortodoks, Confucius, Hindu, Latin Amerika, Afrika, dan Sinic)
   Seorang pengusaha yang melakukan kegiatan bisnis di Indonesia tidak dapat mengisolasi dirinya dari kejadian-kejadian ekonomi dan keputusan-keputusan penting yang diambil oleh bank-bank sentral di negara-negara lain, respons dunia usaha di mancanegara, serta teknologi yang sedang dikembangkan di berbagai negara. Pengusaha membutuhkan bantuan para analis untuk mengumpulkan serpihan-serpihan mosaik itu dan merangkumnya menjadi sebuah kajian utuh yang menggambarkan arah perubahan ekonomi dunia.

PEMBARUAN PERUSAHAAN
Mari kita kembali pada dataran mikro, yaitu perubahan yang terjadai dalam unit usaha. Platt membedakan perusahaan strategis suatu perusahaan ke dalam tiga kategori, yaitu :
v   Transformasi Manajemen
v   Manajemen Turnaround, dan
v   Manajemen Krisis

TRANSFORMASI MANAJEMEN
Transformasi Manajemen biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang sehat, atau perusahaan yang mulai menangkap adanya signal-signal yang kurang menggembirakan. Pada saat ini, biasanya perusahaan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti :
Ø   Hal-hal tidak patut apa yang telah kita lakukan (“what are we doing wrong”)
Ø   Hal-hal apa yang mampu membuat kita menjadi lebih baik (“what could we do better”)
Pada “Sigmoid Curve” (lihat halaman selanjutnya), transformasi dilakukan ketika perusahaan sedang berada di titik A yang tujuannya agar institusi bisa bergerak mulus ke titik C mengikuti alur kurva pertama atau “melompat” ke kurva kedua. Hal ini dilakukan agar jangan sampai institusi Anda bergerak secara alamiah menuju titik B1 atau B yang artinya mengalami kemunduran.

MANAJEMEN TURNAROUND
Manajemen turnaround biasanya dilakukan kalau suatu perusahaan sudah mulai menghadapi persoalan-persoalan yang agak pelik dan melibatkan pihak-pihak yang lebih luas. Namun, padaa tahapan ini disadari perusahaan masih punya aset yang cukup dan waktu yang memungkinkan untuk melakukan manuver perubahan. Dalam “Sigmoid Curve”, titik ini berada sedikit di atas titik B, yang kita sebut titik B1.
Pada saat resesi,turnaround management memiliki peranyang penting, bagaimana menghasilkan sebuah strategipemulihan yang efektif, efisien serta tepat dan cepatdalam membawa perusahaan keluar dari resesi yang adabenar-benar sangat dibutuhkan. Perumusan strategipemulihan yang tepat dan efektif tentu saja harus mempertimbangkan kondisi lingkungan yang ada padaperusahaan tersebut, dalam artian bahwa kondisi ataupenyebab utama yang menyebabkan perusahaan mengalamiresesi, apakah pada produknya,manajemen/pemiliknya,kebijakan strategi perusahaannya atau memang kondisi lingkungan luar yang menyebabkan terjadinya resesi tersebut.

MANAJEMEN KRISIS
   Manajemen Krisis ini dilakukan ketika perusahaan memang sedang berada di masa krisis dimana pada saat iu perusahaan mulai kehabisan aliran uang (cashflow), reputasi, dan motivasi. Pada tahap ini perusahaan benar-benar berada di posisi yang membahayakan dan diragukan untuk dapat bertahan karena sulit untuk memenuhi kewajiban-kewajiban pembayaran jangka pendek yang jatuh tempo dan operasional perusahaan.








Text Box: SUKSES
 





















Pada “Sigmoid Curve”, titik Manajemen Krisis berada pada B, di mana yang tersisa kemungkinan besar adalah orang lama yang kurang produktif dan perusahan nyaris bangkrut. Tahap ini mustahil dilakukan turnaround, maka perusahaan harus melakukan penyelamatan strategis yang disebut dengan istilah “stop the bleeding”. Kalau titik B berhasil diatasi, baru bisa dilakukan langkah turnaround.  Namun jika perusahaan mengalami masalah sekecil apapun, harus dilakukan langkah turnaround.

KOMBINASI STRATEGI
   Ada saatnya perusahaan tidak harus memilih salah satu dari ketiga strategi di atas yang telah dijabarkan tadi. Dalam beberapa hal perusahaan dapat mengkombinasikan ketiga strategi itu sehingga dapat saling melengkapi agar dapat membantu menentukan langkah yang lebih sempuna untuk perusahaan. Platt (2001) dalam Principles of Corporate Renewal, mengajukan langkah-langkah yang dapat digunakan untuk memilih keputusan eksekutif.


Tindakan-tindakan yang Diambil pada Setiap Tahap dalam Sigmoid Curve
 
 



Tindakan Strategis
Transformasi
Turnaround
Manajemen
Krisis
Divestasi cabang dan divisi
ü   


Reengineering proses
ü   


Menerapkan Manajemen Kendali Mutu
ü      


Melakukan perubahan produk
ü   


Review dan pengurangan produk
ü   
ü   

Menerapkan “full product cost”
ü   
ü   

Meninjau kembali harga jual
ü   
ü   
ü   
Memperbaiki sistem imbalan/upah
ü   
ü   
ü   
Downsizing operations

ü   
ü   
Merekstrukturisasi utang

ü   
ü   
Pemutusan hubungan kerja

ü   
ü   
Memperpanjang utang

ü   
ü   
Menegosiasikan utang &partial settlement dengan kreditor


ü   
Mencari perlindungan hukum


ü   
Likuidasi


ü   

Ada pekerjaan-pekerjaan sama yang harus dilakukan pada dua atau tiga situasi yang berbeda. Namun demikian, apa pun yang dilakukan, kapan pun akan dilakukan, manajemen selalu perlu mengupayakan prinsip-prinsip going concern yang antara lain tercermin dalam :
1.             Biaya produksi yang efisien (low cost).
2.             Kualitas barang yang memenuhi keinginan pasar yang selalu berkembang
3.             Revenue dari penjualan yang terus-menerus tumbuh.
4.             Citra perusahaan, produk, dan merek yang dijaga secara positif.
5.             Kualitas sumber daya manusia yang selalu ditingkatkan dan bekerja produktif.

PERUBAHAN ANTISIPATIF, REAKTIF, DAN KRISIS
Selain jenis-jenis perubahan di atas Black & Gregersen ( 2002 ) membagi strategi perubahan dalam tiga kategori yaitu :
v   Perubahan Antisipatif (Anticipatory Change)
v   Perubahan Reaktif (Reactive Change)
v   Perubahan Krisis (Crisis Change)

PERUBAHAN ANTISIPATIF
   Anda mengantisipasi sebelum segala sesuatu terjadi, melakukan perubahan sebelum dituntut untuk berubah sehingga diperlukan penginderaan yang tajam ( visi ) bahkan pengendusan sebelum sebuah kejadian besar meledak di depan mata Anda. Hal ini dipelajari dari pergaulan yang intens dengan seluruh pelaku dalam industri dan pasar, dan dengan membaca kajian-kajian yang dilakukan oleh para ahli. Kalau anda berada ditengah-tengah para pelaku industri dan aktif menciptakan cara-cara baru maka anda mampu melakukan antisipasi maka Anda adalah seorang “cracker” istilah Rhenald Kasali untuk seorang “penggebrak”.
   Inilah perubahan yang dilakukan pemimpin pasar. Ia menciptakan standar-standar baru. Tentu saja tidak semua orang mampu melakukannya, bahkan tingkat kesulitannya relatif tinggi meski begitu, biayanya dalam jangka panjang relatif kecil. Semakin kuat posisi Anda di pasar dan semakin sering Anda mendikte pasar maka semakin besar kemungkinan keberhasilannya.

PERUBAHAN REAKTIF
   Anda bereaksi terhadap setiap kejadian dan merespons setiap hal yang baru terjadi. Kadang setiap signal yang ada masih belum jelas betul ke mana akan bermuara. Signal-signal itu masih akan dibentuk oleh ribuan pihak, sampai akhirnya mengkristal menjadi sesuatu yang jelas. Semakin tidak jelas signal-signal itu maka akan semakin besar orang menunggu dan baru bereaksi setelah jelas. Perubahan reaktif, seperti dari bunyi katanya “ reaktif “ memang berkonotasi negatif. Orang sering membandingkannya dengan perubahan “ proaktif “ yang artinya anticipatory.
Manusia tentu saja sebisa mungkin mengantisipasi perubahan dengan menyiapkan segala upaya sebelum perubahan itu terjadi. Tetapi, adakalanya manusia tidak sempat mengambil langka-langkah tepat dengan cepat terhadap sesuatu yang signalnya tidak jelas betul. Maka menjadi aneh bila sesuatu telah terjadi dan Anda tidak bereaksi sama sekali. Untuk itulah Reactive Changeselalu dibutuhkan.

PERUBAHAN KRISIS
   Banyak orang membenci krisis dan berusaha menghindar darinya. Krisis identik dengan korban, konflik, kerugian, dan kerusakan-kerusakan. Tetapi kalau tak ada krisis, manusia cenderung tidak banyak melakukan langkah perubahan yang mendasar. Pada saat terjadi krisis, biasanya sesuatu yang rutin menjadi kacau. Informasi dan tindakan-tindakan bergerak secara liar. Orang saling curiga dan kepercayaan menjadi ujian.
   Pada saat krisis, mayoritas orang cenderung bertindak dengan penuh keragu-raguan dan kacau. Namun, orang-orang yang jernih dan penuh keberanian akan tampil mengambil kesempatan, memimpin, dan mengembalikan krisis pada keteraturan.
   Persoalannya adalah perubahan dalam krisis akan menyedot demikian banyak biaya dan sering kali membutuhkan energi yang sangat besar. Persoalan lainnya adalah masyarakat kuarang memberikan tempat pada pemimpin yang tegas melainkan lebih memberikan ruang pada pemimpin populis. Yaitu yang lebih banyak memberikan ketenangan, kenyamanan, dan janji-janji semu ketimbang tindakan-tindakan yang mungkin menyakitkan kalau dilakukan.

PENUTUP
   Semua bentuk perubahan tersebut harus dikenal dengan baik oleh para pemimpin perubahan. Kita tidak bisa melakukan perubahan semata-mata untuk berubah dan bergerak seperti seekor tikus yang berjalan didorong semata-mata oleh naluri.
   Perubahan perlu dilakukan secara konseptual sehingga tidak menyesatkan atau berhenti ditengah jalan. Pada setiap keadaan yang berbeda, anda perlu meramu strategi dan cara yang berbeda-beda pula. Tanpa pemahaman ini anda akan tersesat dan susah kembali.
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar